Welcome to Diskominfotik NTB Official Website

(0370) 644264

Berita

Podcast Bintang Episode ke-21: Perlunya Penguatan Literasi Sastra, Asah Logika dan Karakter Generasi Muda

Podcast Bintang Episode ke-21: Perlunya Penguatan Literasi Sastra, Asah Logika dan Karakter Generasi Muda

Mataram, 5 Desember 2025 — Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi NTB, kembali menghadirkan Program Podcast Bintang (Beri Informasi Terbaru dan Cemerlang). Kali ini bertajuk "Dunia Bahasa Indonesia dan Sastra Sasambo". Obrolan tersebut, menyoroti pentingnya penguatan literasi dan peran sastra dalam membentuk logika serta karakter generasi muda di tengah gempuran era digital (5/12/2025).

 

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan yang berlangsung di Ruang Studio Dinas Kominfotik NTB tersebut Widyabasa Ahli Madya Kantor Balai Bahasa Provinsi NTB Toni Samsul Hidayat, M.Pd., dan Sastrawan Muda NTB Robbyan Abel Ramdhon.

 

Dalam pemaparannya, Toni Samsul Hidayat menegaskan peran vital Kantor Bahasa dalam menjaga ekosistem kebahasaan di Nusa Tenggara Barat yang dikenal multikultural dengan tiga bahasa daerah utama (Sasak, Samawa, Mbojo) dan 11 bahasa daerah lainnya. 

 

Dirinya menekankan pentingnya implementasi semboyan "Trigatra Bangun Bahasa" sebagai pondasi jati diri bangsa. Mengutamakan Bahasa Indonesia, Melestarikan Bahasa Daerah, dan Menguasai Bahasa Asing. 

 

"Posisi bahasa Indonesia itu jelas sebagai bahasa persatuan. Namun, kita memiliki slogan Trigatra Bangun Bahasa — Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing. Ketiga harus berjalan beriringan secara proporsional," jelasnya.

 

Toni juga menyoroti tantangan literasi di era Generasi Z. Menurutnya, kemampuan berbahasa seseorang mencerminkan logika berpikirnya. Jika bahasanya teratur, maka logikanya pun teratur. Namun disayangkan, menurutnya, minat baca generasi muda seringkali baru sebatas pada pesan singkat atau media sosial, bukan pembacaan mendalam.

 

"Literasi itu awalnya memang harus dipaksa, dari paksaan akan menjadi kebiasaan, dan akhirnya menjadi budaya. Membaca dan menulis adalah kunci untuk membuka jendela dunia," tandasnya.

 

Dalam pada itu, Sastrawan Muda NTB Robbyan Abel Ramdhon, berbagi pandangannya mengenai esensi sastra. Bagi penulis novel dan cerpen ini, sastra berfungsi sebagai sarana untuk menghaluskan budi pekerti dan memanusiakan manusia.

 

"Sastra itu diskursus intelektual. Sastra merekam jejak peradaban. Di dalamnya ada unsur makna yang mengajarkan empati. Bahasa dalam sastra bukan sekadar alat komunikasi, tapi jembatan rasa untuk memahami orang lain," ungkap Abel.

 

Menutup diskusi, kedua narasumber memberikan tips bagi pemula yang ingin terjun di dunia kepenulisan. Kuncinya adalah keberanian untuk menuangkan ide tanpa terbelenggu ketakutan, kesalahan tata bahasa di langkah pertama. Kemudian meningkatkan kemampuan literasi.

 

"Hilangkan semua yang normatif di awal, mulailah menulis. Jadikan menulis sebagai salah satu kebiasaan, karena ide tanpa eksekusi hanyalah angan-angan," pungkas Abel yang baru saja pulang dari kegiatan Ubud Festival. (uba/dyd/kominfotikntb)