Berikut adalah point penting press release BPS Prov. NTB yang diselenggarakankemarin (1/2/17) yang disampaikan langsung oleh Kepala BPS Prov. NTB, Ibu Ir. Endang Tri Wahyuningsih, MM.
INFLASI
1⃣ Pada bulan Januari 2017, Nusa Tenggara Barat mengalami inflasi sebesar 1,49 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 125,25 pada bulan Desember 2016 menjadi 127,17 pada bulan Januari 2017. Angka inflasi ini berada di atas angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,97 persen.
2⃣ Untuk wilayah Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram mengalami inflasi sebesar 1,51 persen dan Kota Bima mengalami inflasi sebesar 1,40 persen.
3⃣ Inflasi Nusa Tenggara Barat bulan Jnauari 2017 sebesar 1,49 persen terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 3,27 persen; Kelompok Bahan Makanan sebesar 1,86 persen; Kelompok Sandang sebesar 1,12 persen; Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan bakar sebesar 1,08 persen; Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,93 persen dan Kelompok Kesehatan sebesar 0,74 persen. Sedangkan penurunan indeks terjadi pada Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olah raga sebesar 0,14 persen.
4⃣ Komoditas terbesar penyumbang inflasi adalah Biaya Perpanjangan STNK, Cabai Rawit, Tarip Listrik, Rokok Kretek Filter, Sewa Rumah, Tomat Sayur, Rokok Kretek, Beras, Tarip Pulsa Ponsel Dan Bensin.
5⃣ Komoditas terbesar yang memberikan sumbangan terjadinya deflasi adalah Bawang Merah, Jeruk, Angkutan Udara, Pisang, Jagung Manis, Ayam Hidup, Apel, Kembung/Gembung/Banyar/Gembolo/Aso-Aso, Pepaya Dan Cabai Merah.
6⃣ Laju inflasi Nusa Tenggara Barat tahun kalender Januari 2017 sebesar 1,49 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Januari 2016 sebesar 1,16 persen. Begitu juga dengan laju inflasi “tahun ke tahun” Januari 2017 sebesar 2,95 persen lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi “tahun ke tahun” di bulan Januari 2016 sebesar 4,11 persen.
7⃣ Dari 82 kota yang menghitung IHK, tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak sebesar 1,82 persen diikuti Kota Singaraja sebesar 1,79 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,09 persen diikuti Kota Tual sebesar 0,1 persen.
NILAI TUKAR PETANI
1⃣ Penghitungan Nilai Tukar Petani menggunakan tahun dasar 2012=100 dimana pada bulan Januari 2017 tercatat Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 108,30; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 94,70; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 93,92; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 118,43 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 101,98. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 109,70 dan NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 89,53. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 106,56 yang berarti NTP bulan Januari 2017 mengalami penurunan (0,71 %) bila dibandingkan dengan bulan Desember 2016 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 106,56.
2⃣ Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), pada bulan Januari 2017 tercatat 114,89 yang berarti mengalami penurunan 0,29 persen dibandingkan bulan Desember 2016 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 114,89.
3⃣ Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Januari 2017, terdapat 18 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 15 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 1,60 persen, dimana indeks harga yang diterima meningkat 1,49 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Maluku Utara yaitu sebesar (1,08 %), dimana indeks yang diterima petani menurun sebesar (0,54 %).
4⃣ Pada bulan Januari 2017, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,78 persen. Inflasi disebabkan karena terjadinya peningkatan indeks konsumsi rumah tangga pada hampir semua kelompok pengeluaran yang terdiri dari kelompok Bahan Makanan sebesar 1,20%, Makanan Jadi (0,68%), Transportasi & Komunikasi (0,49 %), Kesehatan (0,35 %), Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (0,32 %) dan Perumahan (0,10 %). Sedangkan kelompok Sandang mengalami penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar (0,07 %)
TRANSPORTASI
1⃣ Jumlah penumpang yang datang menggunakan angkutan laut pada bulan Desember 2016 sebanyak 6.871 orang, naik 44,20 persen dibandingkan bulan November 2016. Demikian halnya dengan jumlah penumpang yang berangkat juga mengalami peningkatan sebesar 79,26 persen.
2⃣ Jumlah barang yang dibongkar pada pelabuhan laut bulan Desember 2016 sebanyak 127.764 ton, naik 28,58 persen dari bulan November 2016. Demikian halnya dengan barang yang dimuat bulan Desember 2016 juga mengalami peningkatan sebesar 106,27 persen dibandingkan bulan November 2016.
3⃣ Jumlah penumpang yang datang melalui penerbangan domestik pada bulan Desember 2016 sebanyak 180.040 orang, naik 22,05 persen dari bulan November 2016. Sedangkan jumlah penumpang yang datang melalui penerbangan internasional sebanyak 12.337 orang, mengalami peningkatan 16,71 persen dibandingkan bulan November 2016.
4⃣ Jumlah penumpang yang berangkat melalui penerbangan domestik sebanyak 157.123 orang pada bulan Desember 2016, naik 11,68 persen dari bulan November 2016. Demikian halnya dengan jumlah penumpang berangkat melalui penerbangan internasional naik 15,21 persen dibandingkan bulan November 2016.
5⃣ Jumlah barang yang dibongkar melalui penerbangan domestik pada bulan Desember 2016 sebanyak 626.182 kg, naik 19,67 persen dari bulan November 2016. Tidak ada barang yang dibongkar melalui penerbangan internasional pada bulan Desember 2016.
6⃣ Jumlah barang yang dimuat melalui penerbangan domestik sebanyak 849.958 kg pada bulan Desember 2016, naik 13,42 persen dari bulan Desember 2016. Demikian halnya dengan barang yang dimuat pada penerbangan internasional bulan Desember 2016 sebanyak 7.767 kg, naik 10,67 persen dibandingkan bulan November 2016.
INDUSTRI MANUFAKTUR
1⃣ Pertumbuhan produksi Industri manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi NTB (q-to-q) pada triwulan IV tahun 2016 turun sebesar 19,17 persen dibandingkan dengan triwulan III tahun 2016. Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan pertumbuhan lebih dari 5 persen adalah Industri Pengolahan Tembakau, Industri Pakaian Jadi, Industri Barang Galian Bukan Logam, dan Industri Makanan.
2⃣ Jika dilihat secara tahunan pertumbuhan Industri manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi NTB (¬y-on-y) triwulan IV tahun 2016 juga turun sebesar 14,70 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2015.
3⃣ Secara keseluruhan produksi Industri manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi NTB pada tahun 2016 mengalami pertumbuhan negatif, yaitu sebesar 3,98 persen jika dibandingkan dengan tahun 2015.
4⃣ Sementara itu pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang Provinsi NTB (q-to-q) triwulan IV tahun 2016 naik sebesar 3,44 persen dibandingkan dengan produksi IBS triwulan III tahun 2016. Kenaikan ini sebagian besar dipengaruhi oleh pertumbuhan positif Industri Makanan.
5⃣ Sedangkan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang Provinsi NTB (y-on-y) pada triwulan IV tahun 2016 jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2015 juga tumbuh ke arah positif sebesar 4,63 persen.
6⃣ Secara keseluruhan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang Provinsi NTB pada tahun 2016 naik sebesar 3,2 persen jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2015.
Untuk informasi lebih detil silakan kunjungi website kami:www.ntb.bps.go.id #kominfotikntb